Sabtu, 29 Oktober 2016

Manfaat Klabat / Fenugreek / Hulbah


Nama:
  • Literatur timur tengah : hulbah
  • TCM  : hulupa
  • Barat.  : Fenugreek Seed, Trigonella seed.
  • Indonesia  : klabat /kulabet/alba/klabet/hulbah/helbeh/fenugreek
Klabat ini sudah tidak asing ditelinga kita, biasa dipakai untuk masak gulai daging sebagai bumbu penyerta, kalau orang arab biasa bikin “marag” huga menggunakan rempah ini.

Manfaat  Klabat
 
Nah klabat ternyata bisa untuk “MEMPERBESAR PAYUDARA WANITA DAN MENGENCANGKANNYA” .
Prinsipnya pembentukan dan pengencangan payudara adalah penguatan massa otot, mengisi jin ye di payudara, serta menyeimbangkan yin-yang, dan itu fungsi itu adalah tanggung jawab organ limpa, liver dan ginjal

CARA MEMPERBESAR PAYUDARA DENGAN HULBAH /FENUGREEK
 
-Ambil satu sendok makan Fenugreek dan campur dengan air hangat secukupnya, aduk – aduk hingga menjadi cream, kemudian lulurkan kepayudara dan pijatlah sekitar 20 menit, setelah selesai bersihkan dengan air hangat. 

- Minum Hulbah ½ sendok teh ditambah air hangat 1gelas (bisa dicampur madu) 3x sehari

Fenugreek sangat kaya fitoestrogen. Inilah yang menyebabkannya populer sebagai pelancar ASI di Eropa. Kandungan serat dan saponinnya yang tinggi juga dapat mengatasi sembelit yang sering dialami oleh ibu-ibu pasca melahirkan.

RESEP UMUM
  • Untuk stamina dan pencegahan penyakit minum 2 x ½ sendok teh (siang dan malam) sebelum atau sesudah makan.
  • Untuk pengobatan penyakit minum 3 x ½ sendok teh (pagi, siang dan malam ) sebelum atau sesudah makan.
  • Untuk perawatan kulit, pijat dan penyakit kulit ambil hulbah secukupnya dan larutkan dalam air putih sehingga menjadi cream / adonan kemudian lulurkan pada bagian yang diinginkan.

CARA PEMAKAIAN HULBAH
  • Hulbah bisa diminum / dimakan / dibuat cream tanpa campuran herbal lainnya.
  • Hulbah bisa diminum / dimakan / dibuat cream dengan campuran herbal lain seperti madu, jeruk nipis, lemon, teh, minyak zaitun, habbatussauda, ginseng, propolis atau bisa dicampur sedikit air atau jus dll.
  • Hulbah bisa digunakan sebagai bumbu aneka masakan, kue, sirup, teh dll.

RESEP SPESIFIK
  • Konsumsi 500 mg tiga kali sehari untuk membantu merangsang, melancarkan dan meningkatkan kualitas Air Susu Ibu
  • Konsumsi 3 – 5 mg tiga kali sehari untuk membantu pembesaran payudara
  • Konsumsi rutin 3 – 5 mg tiga kali sehari untuk membantu mengencangkan dan memperindah payudara
  • Lulurkan 20 gr selama kurang lebih 20 menit di payudara untuk merangsang hormon dan membantu pembesaran payudara
  • Konsumsi 1 gram Hulbah setiap hari untuk membantu mengobati kolesterol
  • Konsumsi 500 mg 2 hari sekali untuk membantu menjaga stamina dan mencegah penyakit
  • Konsumsi 1 sendok teh sebelum makan atau taburkan di makanan untuk membantu mencegah dan mengobati masalah pencernaan
  • Konsumsi 2 sendok teh + Madu + Jeruk Nipis / Lemon /Teh untuk membantu mencegah atau mengobati demam

PERHATIAN:
  • Wanita hamil tidak dianjurkan mengkonsumsi hulbah kecuali menjelang kelahiran untuk membantu merangsang dan melancarkan melahirkan
  •   Lulur Hulbah tidak dianjurkan dipakai di kulit muka - Hulbah jika diminum bersamaan obat kimia maka sebaiknya diselingi jarak antarwaktu sekitar 2 jam karena Hulbah bisa mengurangi khasiat obat kimiawi tersebut.
     
     
Nah setelah mengetahui manfaat hulbah begitu dahsyat, jangan ditunda lagi untuk menyetok herba ini dirumah anda.
Dan kesan saya “WOW” dan MasyaAllah ciptaan dari Allah dengan segala manfaatnya. To be continued manfaat klabat yang lainnya ya…. ;)




#sumber grup whatsapp dari buku literatur timur tengah
Sumber gambar googling
 
editor Mardhiyyah

Jumat, 28 Oktober 2016

Wedang Kayu Secang

Wedang Secang 

Minuman yang dbuat dari rebusan kayu Secang ternyata sudah tenar sejak dulu kala, dijaman kerajaan. Karena awalnya wedang secamg hanya bisa diminum oleh para bangsawan kraton saja. Konon ceritanya Wedang secang pada awalnya merupakan minuman tradisional keraton Yogyakarta dan masyarakat Jawa Tengah (Trubus, 2010). Tapi kini wedang secang telah populer dan kita pun bisa merasakan nikmatnya wedang Secang, efek yang memberi rasa hangat pada tubuh.

Nah Selain rasanya yang enak, Wedang Secang memiliki banyak khasiat, antara lain:
1. menghilangkan pegal linu
2. meningkatkan stamina
3. menjaga daya tahan tubuh

Pengertian wedang secang ada berbagai macam namun pada intinya wedang secang dapat didefinisikan sebagai minuman tradisional berwarna merah yang berasal dari pewarna alami dari secang dan beraroma segar karena mengandung berbagai rempah-rempah di dalamnya. 

Konon ceritanya Wedang secang pada awalnya merupakan minuman tradisional keraton Yogyakarta dan masyarakat Jawa Tengah (Trubus, 2010).
Sedangkan Charisis (2008) dalam Anonim (2008) menyatakan bahwa wedang secang merupakan minuman tradisional secang dianggap merupakan warisan turun-temurun bagi masyarakat di wilayah Desa Seloliman, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto. 

Minuman tradisional ini diyakini sebagai salah satu minuman favorit Raja Majapahit ini, yang kerap digunakan oleh warga untuk meningkatkan stamina. Wah ternyata raja - raja dulu “doyan” minum ramuan ini. Kita juga dong biar stamina tetap ok dan berumur panjang.
Minuman secang biasa disajikan pada kondisi hangat, namun minuman ini dapat juga disajikan dalam kondisi dingin.

Bahkan untuk meningkatkan kesegarannya, bagi yang menyukai rasa asam dapat menambahkannya dengan air jeruk nipis.
Dahulu sinshe abdulgofar jember menyebutkan warna merah secang akan tergradasi akibat rasa asam pada jeruk dan akan merubah karakteristik dan afinitasnya.

Menurut Ristina (2009), Manfaat wedang secang antara lain dapat mengatasi gangguan pembuluh darah koroner yang menyempit, dan berfungsi mengurangi tekanan darah sehingga perdaran darah menjadi lancar. Selain itu wedang secang juga bermanfaat untuk menghangatkan tubuh, mencegah masuk angin, dan member rasa nyaman pada perut (Trubus, 2010)

Yuk kita intip bagaimana membuat wedang secang :

Bahan : serutah kayu secang :30gr
Gula aren : secukupnya
Cara membuatnya :
1. Panaskan 4gelas air hingga mendidih
2. Masukkan secang dan biarkan selama 10menit
3. Matikan api, masukkan gula aren
4. Angkat dan saeing
5. Sajikan

Apalagi saat ini bulan november 2014 mulai musim hujan, wedang secang sangat cocok kita sajikan ditemani rintikan hujan dan keluarga tercinta.

Referensi :
#kuliah grup wa tcm , november 2014
#trubus,vol.08, Herbal Indonesia berkhasiat ,hal 50 dan 426

KAYU SECANG

S.E.C.A.N.G
Nama
  • Indonesia : kayu merah, secang, sapan
  • bahasa latin : lignum sappan, caesalpinia sappan
  • Cina : sumu
  • Asing : Sappanwood, indian redwood, sappan wood tree, brezel wood
Rasa
  • Manis, sepat sedikit, sedikit asin, pedas dan netral
Afinitas 
  •  herba Jantung dan hati
Berfungsi untuk :
  • Melancarkan darah dan menstruasi
  •  menambah darah,
  • menyembuhkan luka ( Robekan luka di Vagina, ada pedih dan nyeri),
  • Menghentikan perdarahan
  • pembersih darah,
  • pengelat
  • penawar racun dan antiseptik,
  • cocok untuk wanita baru bersalin.
Dosis : harian 3-10 gr /hari atau tumbuk halus sbg obat luar
Kontraindikas : pada masa kehamilan
Klasifikasi herba : Termasuk Herba Pelancar Darah dan Penyembuh Luka

Kayu secang sendiri bagi kalangan pengobat di indonesia memiliki banyak manfaat yaitu dapat mengobati diare, disentri, batuk darah (TBC), luka dalam, sifilis, darah kotor, muntah darah, berak darah, luka berdarah, memar berdarah, malaria, tetanus, tumor, radang selaput lendir mata, dan dapat dijadikan pengobatan setelah bersalin, mencegah sel kanker, penghenti pendarahan, dan antiseptik.

Kayu Secang mempunyai sifat kimiawi dan efek farmakologis sepat tidak berbau, menghentikan perdarahan, pembersih darah, pengelat, penawar racun dan antiseptik. Ekstrak kayu secang mempunyai kemampuan anti oksidan sangat nyata paling baik dari pada vitamin C maupun vitamin E.

Senyawa Aktif :
Kayu secang mengandung fenolik, flavonoid, tanin polifenol, kardenolin, antrakinon, sappanchalchone, caesalpin P, resin, resorsin, brazilin, d-alfa, phallandren, oscimenen, dan minyak atsiri.



Referensi
Kuliah grup whatsaap TCM, November 2014
Herbal indonesia berkhasiat, Trubus, vol.08, hal.426